
Desa Tersidilor
Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo
Desa Tersidilor adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini memiliki karakteristik unik dan menarik yang mencerminkan keindahan alam, budaya, dan sejarah kawasan tersebut.
Desa Tersidilor berjarak 3,8 Km berkendara keselatan dari pusat kecamatan Pituruh serta 23 Km dari pusat Kabupaten Purworejo. Desa Tersidilor memiliki kontur wilayah berupa dataran rendah dengan Sungai Gebang Besar mengalir dari timur ke selatan desa. Desa Tersidilor terbagi menjadi 4 wilayah dusun yaitu Dusun Cablukan, Dusun Joderman, Dusun Pakuwon, dan Dusun Kalitan.
Potensi ekonomi di Desa Tersidilor umumnya bergantung pada sektor pertanian. Masyarakat desa disini menghasilkan berbagai jenis tanaman pertanian seperti padi, jagung, kacang-kacangan, dan sayuran. Selain itu, peternakan dan usaha mikro dan kecil juga bisa menjadi sumber pendapatan penting bagi penduduk setempat.


“Terwujudnya pembangunan desa dengan pemerintahan yang bersih untuk meningkat kesejahteraan masyarakat di desa Tersidilor”
- Selalu meningkatkan iman dan taqw kepada Allah SWT agar kita hidup di dunia sampai di akhirat mendapatkan keselamatan, hidayah, ridho-Nya.
- Memahami dan mengimplementasikan regulasi dari pusat maupun daerah supaya menjadi selaras, aman dan nyaman.
- Melaksanakan pemerintahan desa yang transparan, jujur, dan amanah.
- Mengutamakan dan memprioritaskan di bidang pertanian yang merupakan sumber kehidupan masyarakat di pedesaan.
- Memperingan beban masyarakat yaitu tentang iuran HUT Republik Indonesia.
- Memperingan beban masyarakat pada bidang jual beli tanah/sawah sampai dengan pengurusan hak milik.
- Memberi kontribusi pada masyarakat yang miskin pada saat sadranan dan lain-lain.
- Pada bulan Muharam memberi santunan anak yatim piatu untuk biaya pendidikan.
- Membina generasi muda / Karang Taruna agar menjadi pemuda yang handal, tangguh, dan tawaduk.
- Memberi motivasi pada warga dan masyarakat agar tetap bersemangat, kreatif, inovatif dan cinta selalu bangga terhadap desa Tersidilor
Struktur Organisasi Pemerintah
Desa Tersidilor
Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

Desa Tersidilor berawal dari kawasan hutan yang lebat, di tengah hutan itu terdapat beberapa penghuni keluarga yang hidupnya berkelompok di tiga bagian yaitu bagian utara, tengah, serta selatan. Setiap bagian kelompok dipimpin oleh masing-masing ketuanya dan warganya masih bertani secara tradisional.
Seiring perkembangan zaman, datanglah orang-orang dari keraton beliau adalah Mbah Panji dan rombongan dari kerajaan mojopait yang menetap di bagian tengah dan tinggal di padepokan sambil bertani. Lalu berikutnya datang dari keraton Demak Bintoro rombongan Mbah Ki Ageng Selo dan menetap di bagian selatan yang sekarang disebut dukuh kalitan. Kemudian datang lagi rombongan Ki Adi Winangun (KH. Nurcholis dan istrinya Ny. Alif) menetap dibagian utara yang sekarang menjadi dukuh Pecablukan, tidak hanya itu akhirnya datang lagi rombongan Ki Suro Adi Wijoyo dan rombongan Mbah Ki Suro Adi Winangun atau Ki Sabak Alu.
Pada tahun berikutnya datang rombongan mbah Kabul dan pengikutnya serta ditambah lagi rombongan Ki Suryo Hadiningrat juga dari keraton Mataram dan ada lagi rombongan Mbah Wongso Drono. Lalu datang lagi rombongan Demang Hadi Wiryo atau Panembahan Ronggo Saketi yang menetap dibagian tengah yang sekarang menjadi dukuh Pakuwon, bergabung dengan kelompok Mbah Panji.
Tidak hanya sampai di situ, datang juga rombongan mbah Kuwu yang menetap di bagian selatan yang sekarang menjadi dukuh Kalitan ini juga dari Mataram. Setelah penduduk selalu bertambah lalu bermusyawarah membicarakan kehidupan yang akan datang, bagaimana agar hutan ini menjadi sebuah desa, akhirnya Ny. Raden Siti Chotijah ditunjuk sebagai ketua yang sampai sekarang sebagai leluhur dengan kebijaksanaan dan kecerdasannya untuk memperluas pembinaan, maka Ny. Raden Siti Chotijah dan pengikut masyarakat membuka hutan dengan cara membakarnya, sehingga hasilnya memuaskan dan lebih luas serta lebar dalam perhitungan bekas bakaran yang berwarna hitam itu perjuangannya, maka bentuknya tidak simetris tapi berkelok-kelok.
Bersama dengan pemukiman yang lainnya yang dikomando oleh mbah kuwu maka semua penghuni/penduduk untuk bekerja keras menebang pohon-pohon bekas bakaran hutan yang tersisa untuk dijadikan bahan bangunan rumah dengan kerja keras memeras tenaga tidak melihat waktu siang dan malam kerja keras itulah sebagai tenger (bahasa jawa) tanda atau nama pemukiman tersebut.
Setelah berbulan-bulan berjuang membersihkan kayu dan bangunan perumahan bagi masyarakat dan membuka sawah serta ladang untuk kehidupan selanjutnya, mereka sepakat memberi nama/tanda hasil perjuangannya yaitu nama pemukiman tersidi yang artinya meres tenogo dan pikiran menjadi desa yang makmur atau damai. Tenger/Tanda/Nama itu dijadikan nama desa sampai sekarang.
Konon sejarahnya Desa Tersidi yang besar dibanding desa sekitarnya oleh Demang Wongso Drono yang mempunyai dua orang putra akhirnya dibagi menjadi dua desa untuk kedua putranya. Sebelah selatan sungai Wongso Noyo menjadi Desa Tersidilor (perkiraan nama Kepala Desa Demang Jogo Termo II atau Wongso Drono pemerintahan tahun 1792-1802.
Pada waktu itu pemerintahan Desa Tersidilor model kerajaan yang sistem pemerintahannya secara musyawarah dan gotong royong dan keamanan dijaga bersama-sama digilir seperti ronda pada gerbang masuk. Kehidupan masyarakat desa Tersidilor bertani dan menggarap sawah serta kebun. Karena sawahnya luas masyarakat menjadi makmur dan sejahterah sampai sekarang lahir maupun batin.
Desa tersidilor dibagi menjadi empat dukuh, yaitu sebagai berikut :
- Dukuh Pecablukan
- Dukuh Jodesman
- Dukuh Pekuwon
- Dukuh Kalitan
Nama-Nama Kepala Desa Tersidilor Yang Pernah Menjabat
Berikut merupakan nama-nama Kepala Desa Tersidilor yang pernah menjabat sejak awal berdirinya hingga saat ini
No | Nama | Masa Jabatan | Keterangan |
1. | Joyo Dermo | 1760-1780 | Demang |
2. | Jogo Taruno I | 1780-1792 | Demang |
3. | Jogo Taruno II | 1792-1802 | Demang |
4. | Jowi Rogo I | 1802-1825 | Demang |
5. | Jogo Rogo II | 1825-1853 | Demang |
6. | Wiryoredjo | 1853-1862 | Demang |
7. | Swadi Kromo | 1862-1880 | Glondong |
8. | R. Sidi Prapto | 1880-1920 | Glondong |
9. | Tirto Di sasimo | 1920-1926 | Glondong |
10. | R. Sidi Prapto | 1926-1937 | Glondong |
11. | Tirto Drono/Yahya | 1937-1945 | Glondong |
13. | Marto Sudasmu | 1945-1971 | Glondong |
14. | Suro Hadi Wijoyo | 1971-1990 | Glondong |
15. | Parto Pesmadjo | 1990-1998 | Kepala Desa |
16. | Sumarno | 1998-2007 | Kepala Desa |
18. | Sri Kustadi | 2007-2013 | Kepala Desa |
19. | Misbah | 2013-2019 | Kepala Desa |
20. | Mujiyanto | 2013-2019 | Kepala Desa |
21. | Drs. H. M. Sumedi, M.Pd | 2019-2025 | Kepala Desa |